banner gambar

TIDAK MUDAH MENYERAH, SIKAP WIRAUSAWAN SEJATI

Seorang pelukis yang sudah terkenal, tiba-tiba saja kedatangan seorang tamu, pria sudah berusia lanjut dengan pakaian yang lusuh. Pria itu membawa beberapa lembaran kertas penuh lukisan sketsa. Kedatangan pria lusuh itu kepada pelukis terkenal, ternyata ingin menanyakan pendapat serta penilaian apakah sketsa yang dia buat bernilai, atau setidaknya seberapa besar bakat potensial dari pembuatnya.
Sekilas, pelukis itu melihat penuh seksama berbagai sketsa yang dibuat oleh pria lusuh tersebut. Ada berbagai jenis hewan yang dia lukis, ada wajah orang serta ada sketsa bangunan juga. Hanya dengan sekilas pelukis terkenal tersebut sudah memiliki kesimpulan. Dengan tutur yang lembut, si pelukis menyampaiakan bahwa sketsa yang diperlihatkan oleh tamunya itu, kurang begitu berharga dan kurang memperhatikan bakat seni. Tak lupa, sang pelukis meminta maaf atas pendapatnya yang mungkin akan menyakiti perasaan tamunya tersebut.
Orang tua itu tertunduk lesu, dan tampak kecewa. Kemudian dia mengeluarkan map yang lain, yang dia bawa, sambil memohon agar sang pelukis sudi melihatnya. Orang tua tersebut mengaku bahwa sketsa yang terakhir didapat dari seorang pemuda dari suatu sanggar seni rupa. Kali ini, si pelukis besar melihat berbagai jenis sketsa dan juga pemandangan.
Setelah beberapa lama. “ini, oh ini bagus sekali…. Sangat detail dan memiliki sudut pandang yang unik. Anak muda ini memiliki bakat yang besar. Ia harus dibantu dan didorong dalam karirnya sebagai seorang pelukis. Dia memiliki masa depan yang begitu cerah jika dia tekun mengembangkan tekniknya ini,” ujar si pelukis terkenal dengan penuh semangat.
Mendengar komentar itu, bapak tua tersenyum gembira, “Terima kasih atas penilaian dan penghargaan Anda,” jawab orang tua tersebut.
“Siapa gerangan pelukis mudia yang berbakat ini?” Tanya si pelukis. “Apakah dia putra bapak?”
“Bukan,” Jawab si orang tua dengan muka dan nada yang sedih. “Lukisan yang terakhir Anda lihat itu adalah coretan tanganku dua puluh tahun silam. Jika saja aku bisa mendengar komentar positif Anda pada saat itu…. Sayangnya, aku berkecil hati, kurang percaya diri dan berhenti terlalu cepat dalam menekuni seni lukis.”

Lalu dia melanjutkan, “Yah, setidaknya aku telah mendapat satu pelajaran di kehidupan ini, jangan cepat menyerah apalagi saat mendengar komentar negative dari orang lain. Selagi kita mau belajar, perubahan dan kemajuan bisa kita dapatkan. Terima kasih atas pertemuan ini.” Dan mereka pun berpisah.
Dalam konteks berwirausaha, jangan sekalipun Anda berkecil hati atau mudah menyerah, begitu ada orang lain yang mencibir dan memberikan statement negative. Tetap berjuang penuh semangat, semua hasil kesuksesan membutuhkan kepercayaan diri dalam perjuangan.(wartawirausaha.com)

No comments:

Post a Comment