banner gambar

KENAPA KANTONG PLASTIK HARTUS BAYAR ? INI ALASANNYA

Indonesia merupakan salah satu negara terpadat penduduknya di dunia. Maka tidak heran jika Indonesia menjadi negara penyumbang sampah, khususnya sampah plastik bagi Bumi.
Menanggapi polemik akan permasalahn sampah ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Asosiasi Peritel Indonesia (APINDO) sepakat untuk mulai menerapkan kebijakan kantong plastik berbayar.
Dikutip dari harnas.co (22/2), sebanyak 22 wilayah telah bersedia menerapkan kebijakan. Mengenai harga, KLHK mematok harga terendah senilai Rp 200. Namun, kata Menteri LHK Siti Nurbaya, tarif dan wilayah yang menerapkan kebijakan kantong plastik berbayar belum jumlah pasti.
Usai dilakukan pemantauan dan evaluasi, perubahan masih dimungkinkan. KLHK, kata Siti di Jakarta, Minggu (21/2), “Akan memberikan panduan mengenai implementasi kebijakan. Tapi teknis implementasi menjadi kewenangan daerah.”



Evaluasi, sesuai rencana, akan dilakukan tiap tiga bulan. Upaya tersebut, jelas Siti, guna melihat respons masyarakat, termasuk efek dari penerapan plastik berbayar.
Di beberapa daerah, DKI Jakarta misalnya, kantong plastik tidak gratis lagi dan telah mematok harga kantong plastik sebesar Rp 5 ribu. Menurut Siti, penyesuaian tarif di seluruh wilayah belum dapat ditentukan. Sebab, hal tersebut akan menyesuaikan dengan hasil evaluasi.

“Kami sangat mengapresiasi beberapa daerah yang telah memasang tarif (lebih dari Rp 200). Tapi untuk menentukan harga secara nasional, harus berdasar evaluasi. Bisa saja (harga plastik) akan dinaikkan,” ungkapnya."



Pakar Lingkungan Hidup Emil Salim berpendapat, uang dari kantong plastik berbayar dapat dialokasikan untuk mengatasi persoalan kemiskinan. “Meski banyak yang bilang terlambat, tetapi saya kira belum terlambat. Mari kurangi penggunaan plastik,” imbaunya kepada Antara.
Indonesia, ia mengingatkan, menjadi negara dengan penggunaan plastik terbesar di dunia. Tak ayal, dibutuhkan waktu setidaknya 500 tahun untuk menjadikan plastik mampu terurai tanah.

Karena itu, ia berharap penggunaan plastik harus direm. Imbasnya, lingkungan menjadi terjaga, termasuk menanggulangi kemiskinan. “Pemerintah harus gencar melakukan sosialisasi kantong plastik berbayar, serta mengedukasi masyarakat tentang bahaya plastik,” tuturnya. (di sadur dari : redaksicepat.com)
 

No comments:

Post a Comment